Cara Mengukur agility Pada Atlit
Agility berhubungan dengan kemampuan seseorang mengubah arah posisi tubuh dengan kecepatan yang tinggi dan akurasi yang tinggi pula. Untuk mencapai agility, dibutuhkan kombinasi anta-ra balance, speed, strength dan koordinasi. Ada 2 tes agility yaitu Ilinois Agility Run Test dan Hexagonal Obstacle Agility Test.
Ilinois Agility Run Test
Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan seseorang/atlit. Dalam tes ini, diperlukan 8 cone (kerucut), stopwatch dan area lapangan yang luasnya 10 x 5 meter.
Prosedur pelaksanaan :
– Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, letakkan 4 cone pada setiap sudut lapangan
– Cone yang terletak pada sudut kiri lapangan dijadikan titik start dan cone pada sudut kanan lapangan menjadi titik finish.
– 4 cone yang tersisa diletakkan di tengah area lapangan, dengan jarak setiap cone 3,3 meter
– Asisten menjelaskan jalur lari yang harus dilewati.
– Orang coba mengambil awalan pada cone start, kemudian ketika asisten memberi aba-aba “go” maka orang coba berlari secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish.
– Selama lari, orang coba tidak boleh menyentuh cone.
– Asisten mencatat waktu yang dicapai dan dicocokkan dengan tabel Agility Run Rating.
Tabel Agility Run Ratings
Agility Run Ratings (seconds) | ||
Rating | Male | Female |
Excellent | < 15,2 | < 17,0 |
Good | 16,1 – 15,2 | 17,9 – 17 |
Average | 18,1 – 16,2 | 21,7 – 18 |
Fair | 18,3 – 18,2 | 23 – 21,8 |
Poor | > 18,3 | > 23 |
Hexagonal Obstacle Agility test
Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan atlit dan untuk memonitor perkembangan kelincahan atlit. Dalam tes ini, diperlukan 66 cm kotak hexagon dengan 6 sudut dibuat diatas lantai, stopwatch dan seorang asisten.
Prosedur pelaksanaan :
– Setiap garis kotak hexagon diberi label A, B, C, D, E dan F
– Atlit berdiri dititik tengah kotak hexagon menghadap garis A.
– Pada aba-aba “go”, atlit melompat melewati garis B dan kembali ke titik tengah, kemudian melompat melewati garis C dan kembali ke titik tengah, dan seterusnya terakhir ke garis A dan kembali ke titik tengah.
– Rute dari garis B – C – D – E – F – A kembali ke titik tengah dianggap 1 sirkuit.
– Atlit harus menyelesaikan secepat mungkin sebanyak 3 sirkuit dalam 1 x tes.
– Asisten mencatat waktu yang dicapai.
– Tes dilakukan sebanyak 2 x dengan interval istirahat 1 menit.
– Tentukan nilai rata-rata waktu dari 2 x tes.
– Hasil nilai rata-rata tersebut dicocokkan dengan tabel Hexagonal Obstacle Agility test
Tabel Hexagonal Obstacle Agility Test
Time in seconds | |||||
Gender | Excellent | Above average | Average | Below average | Poor |
Male | < 11,2 | 11,2 – 13,3 | 13,4 – 15,5 | 15,6 – 17,8 | > 17,8 |
Female | < 12,2 | 12,2 – 15,3 | 15,4 – 18,5 | 18,6 – 21,8 | > 21,8 |