Tagged: Cedera Olahraga

Alasan untuk Memilih Pengobatan Fisioterapi

Alasan untuk Memilih Pengobatan FisioterapiFisioterapis membantu pasien mengelola dan sembuh dari kondisi yang lemah yang membuat mereka tidak dapat berfungsi secara normal. Tujuan dari fisioterapi adalah untuk membantu orang-orang dengan kondisi yang membatasi kemampuan mereka untuk berfungsi dalam kegiatan sehari-hari. Seorang ahli terapi fisik menggunakan banyak teknik dan peralatan untuk membantu klien dengan memulihkan kekuatan fisik dan ROM, meningkatkan mobilitas bagian tubuh yang cedera, mengelola rasa sakit, memperbaiki postur tubuh, dan mengelola kondisi yang melemahkan fisik. Pasien biasanya menderita hasil dari cedera, sakit, atau penyakit kronis seperti diabetes. Peralatan terapi dapat mencakup ultraviolet dan lampu inframerah, mesin EMS, whirlpool baths, dan mesin ultrasonik. Baca lebih lanjut

Penanganan Fisioterapi Pada Cedera Olahraga

Penanganan Fisioterapi Pada Cedera OlahragaCedera olahraga yang terjadi sama seperti kecelakaan lain yang sangat menyedihkan dan membuat efek traumatis. Hal ini bisa membuat tekanan mental dan stress fisik pada setiap atlit yang cedera dan tidak membeda-bedakan baik itu atlet professional maupun amatir. Apabila cedera olahraga tidak segera ditangani dengan baik maka akan bisa membuat fatal dan menghancurkan karir seorang atlet. Untuk atlet pemula atau baru memulai karirnya di bidang olahraga, akan merasa kesulitan untuk melanjutkan karirnya jika terjadi cedera olahraga yang parah pada dirinya. Resiko cedera olahraga adalah hal yang sangat mungkin terjadi pada setiap atlet dalam melakukan kegiatan olahraga. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap atlet untuk mengingat dan mengetahui apa yang seharusnya dia lakukan jika terjadi cedera olahraga. Saat ini, selain adanya teknologi medis modern juga fisioterapi hadir ditengah masyarakat untuk menangani berbagai cedera akibat olahraga. Baca lebih lanjut

Aplikasi Cold Therapy Pada Cedera Olahraga

Cold TherapyCold therapy merupakan terapi penyerta dari aktif remedial exercise. Cold therapy dapat digunakan dalam berbagai bentuk à menggunakan handuk (cold towels), bentuk tapal, bentuk gosokan, olesan serta air dingin à bahan-bahannya bersifat alamiah. Adapun cold therapy dari buatan pabrik seper-ti cooling spray & poultices cold. Sepanjang waktu, cold therapy telah diguna-kan untuk mengobati injury2 atlit, bahkan se-bagai anastesi.

EFEK FISIOLOGIS

Reaksi pertama yang terjadi akibat cold thera-py adalah vasokonstriksi sistem vaskular ke-mudian akan disertai dgn vasodilatasi secara refleks yg dikenal dgn reaksi hiperemia.Efek terhadap sistem neurofisiologi adalah sensitivitas nyeri berkurang akibat efek pada reseptor heat-sensitive yang mempengaruhi reseptor nyeri.Disamping itu, efek cold dapat menurunkan konduktivitas saraf nyeri (bermyelin tipis/tidak bermyelin) à nyeri berkurang.

Jika permukaan kulit mencapai suhu 12 – 13oC atau kebawah maka akan terjadi efek analgetik pada bagian yg diterapi.

Aplikasi cold therapy menghasilkan 4 tahap sensasi :

– Pertama, dirasakan sensasi tidak enak

– Kedua, dirasakan perih/pedas

– Ketiga, dirasakan sakit atau terbakar

– Keempat, dirasakan numbness (mati rasa).

Waktu yang diperlukan untuk menghasilkan 4 tahap sensasi tersebut bervariasi à beberapa peneliti menjelaskan bahwa 4 tahap sensasi terjadi dalam waktu 5 – 15 menit. Cold therapy dapat menghasilkan efek general pada sistem saraf otonom à berkaitan dgn menurunnya tonus otot à bergantung dgn lamanya terapi & pemeliharaan temperatur.

FASE AKUT

Pada fase akut, cold therapy dapat mengurangi/ mencegah edema/hematoma à dihasilkan dari vasokonstriksi vaskular.Vasokonstriksi vaskular hanya berlangsung se-kitar 15 menit à 12 menit terbukti menjadi waktu aplikasi terbaik untuk cold therapy.Kemudian dilakukan interval waktu 10 menit (tanpa cold therapy) à selama interval waktu ini area injury dielevasikan dan diberikan kom-pressi

Seluruh waktu pengobatan cold therapy ber-gantung pada luasnya injury à biasanya 2 – 4 jam untuk menghentikan perdarahan.Cold therapy harus diulang sesering mungkin selama 2 hari fase akut.Setelah hari kedua, cold therapy menjadi terapi penyerta/pelengkap dari aktif remedial exerci-se.

FASE REHABILITASI

Yang ditekankan dalam fase ini adalah kombi-nasi cold therapy dgn aktif remedial exercise à dgn cara ini nyeri akan berkurang, kemu-dian tercapai gaya kelenturan maksimal. Pasif exercise adalah relatif kontraindikasi dlm fase ini karena dapat menyebabkan mikrotrau-ma. Pengobatan dlm fase ini terdiri atas aplikasi cold therapy yang berulang2 dlm jangka waktu yg singkat dikombinasikan dgn aktif remedial.

Perbedaan menyolok dgn fase akut adalah se-lama fase rehabilitasi terjadi reaksi hiperemia yg kuat akibat dilatasi vaskular à dpt mening-katkan kecepatan absorbsi sehingga memper-cepat penyembuhan, dan dpt mengurangi adhe-sif pada jaringan lunak.

COLD THERAPY UNTUK PREVENTIF

Es massage dianjurkan pd pelempar lembing & pemain tennis untuk regio elbow. Es massage dianjurkan untuk pencegahan & pengobatan pada kram otot serta untuk mengu-rangi tension & fatigue. Es massage pada regio tendon achilles & hamstring juga sgt membantu pelari cepat, pe-lari jarak menengah & jauh, serta pesenam.

METODE-METODE APLIKASI

ICE CUBE (ES BATU)

– Cocok untuk injury pada tangan, jari2, elbow & kaki.

– Dapat dikombinasikan dgn es massage untuk mempercepat penurunan nyeri.

ICE STICK

– Es dibentuk seperti tongkat

– Cocok untuk bagian tubuh yang sulit dicapai seper-ti antara jari2 tgn dan kaki.à khususnya yg sering mengalami resiko kerobekan kapsul

ICE BLOCK

– Aplikasi ini untuk hematoma yg sedang & besar, seperti memar

– Dapat dibuat dgn membekukan air kedalam plastik dgn sebuah stick ditengahnya.

– Dapat dikombinasikan dgn ice massage pada kon-disi yg berat.

ICE BAG

– Ice bag adalah es batu yg dimasukkan kedalam kantong/tas plastik

– Kantong tersebut diletakkan melintang diatas area injury à dapat juga digunakan secara bersamaan dgn elastis perban.

COLD TOWEL (HANDUK DINGIN)

– Sebuah handuk yang direndam kedalam ember yg terisi penuh dgn es batu.

– Aplikasi ini dapat menyesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga memiliki keuntungan untuk apli-kasi circumferential.

ICE BATH (RENDAMAN ES)

– Terdiri atas parsial ice bath & full ice bath

– Parsial ice bath menggunakan kontainer (spt em-ber) yg terisi dgn air & es.à area yg injury dice-lup masuk kedalam kontainer tersebut.

– Full ice bath menggunakan bak mandi.

COOLANT SPRAY

– Coolant spray & chlorethyl cocok untuk aplikasi cold therapy spesifik & loka pada permukaan kulit.

– Aplikasi ini menggunakan unsur/zat kimia yang memiliki efek dingin.

– Antara permukaan tubuh dgn alat spray diperta-hankan pada jarak 30 – 40 cm selama pengobatan.

– Untuk mencegah kerusakan kulit, sebaiknya sem-protan selama 3 detik.

COOL PACK

– Cool Pack memiliki bentuk seperti lemari es/free-zer

– Dapat dipertahankan letaknya diatas permukaan tu-buh dgn elastis perban.

KONTRAINDIKASI

– Pasien-pasien yang sensitif terhadap cold thera-py

– Gangguan sensorik

– Luka terbuka

– Blister

– Radang ginjal

– Gangguan sirkulasi arteri